Hari Raya Kristus Raja ditetapkan pertama kali oleh Paus Pius XI pada tahun 1925 dalam ensiklik Quas Primas. (Ensiklik adalah surat pastoral penting berbentuk surat edaran yang dikeluarkan oleh Paus kepada semua Uskup. Ensiklik biasanya berisikan ajaran-ajaran Paus mengenai iman, moral dan tata tertib gerejani lainnya).
Pada waktu itu Paus melihat ...begitu banyak orang Kristen mulai meragukan otoritas Kristus dan Gereja, bahkan tidak sedikit yang mempertanyakan keberadaan Kristus. Mereka hanya mengandalkan kekuatannya sendiri dan mengabaikan keberadaan Kristus. Harta, kekayaan dan kekuasaan adalah yang paling penting dalam hidup orang-orang Kristen dan bukannya Kristus.
Dalam sejarah umat manusia, mungkin Kristus adalah satu-satunya ‚Raja‘ yang tidak biasa. Tidak seperti kebanyakan raja yang dilahirkan di rumah sakit mewah dengan ditemani oleh para dokter, Yesus terpaksa dilahirkan di kandang hina dengan hanya dijagai oleh para gembala dan hewan-hewan peliharaan mereka, karena tidak ada tempat bagi-Nya di rumah-rumah penginapan. Bukannya disambut secara meriah dengan pesta dan kembang api lazimnya penyambutan terhadap seorang raja yang baru dilahirkan, Yesus dan Maria, ibu-Nya malah harus diungsikan dari satu tempat ke tempat yang lain, karena Dia dicari-cari dan ingin dibunuh oleh Herodes. Masa kecil Yesus dilalui-Nya bukan di istana yang megah melainkan di rumah-Nya yang sangat sederhana, di kampung kecil Nazareth.
Ketika tiba waktu bagi-Nya untuk mulai berkarya, tidak ada perayaan yang besar untuk itu, selain upacara pembaptisan sederhana yang dipimpin oleh Yohanes dengan disaksikan oleh para pendosa yang pingin diselamatkan. Berbeda dengan kebanyakan raja pada jamannya yang harus dilayani oleh rakyat dan pembantu-pembantunya, Yesus sebaliknya, hidup-Nya seluruhnya, diabdikan untuk melayani mereka yang datang kepada-Nya. Selama tiga tahun pelayanan-Nya di dunia ini, dalam perjalanan-Nya dari satu desa ke desa yang lain dan dari satu kota ke kota berikutnya, Yesus tidak pernah sekalipun dikawal layaknya seorang raja, Dia malah hanya didampingi oleh 12 orang sahabat-Nya yang setia dan beberapa wanita berdosa yang telah Dia selamatkan. Kedatangan-Nya ke berbagai tempat tidak pernah dielu-elukan oleh para bangsawan dan mereka yang mempunyai kedudukan tinggi dalam pemerintahan dan masyarakat, sebaliknya, kemanapun Dia datang, Dia selalu disambut oleh begitu banyak orang yang miskin, yang sakit, yang lumpuh, yang tuli, yang buta dan sebagainya.
Tidak seperti para raja lainnya yang menghabiskan hari-hari hidup mereka dengan bersenang-senang di istana kerajaan, Yesus semasa hidup-Nya berkunjung kemana-mana bukan saja untuk mewartakan kabar gembira Kerajaan Allah tetapi juga untuk menyembuhkan dan menolong begitu banyak orang yang Dia jumpai dalam perjalanan-Nya. Bukan seperti kebanyakan raja yang mengorbankan hidup rakyatnya untuk menyelamatkan diri mereka, Yesus sebaliknya, menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan orang-orang yang Dia kasihi. Bahkan lebih dari itu. Untuk menyelamatkan mereka, Dia bahkan rela mati di kayu salib. Yesus adalah raja yang mau mengorbankan hidup-Nya bagi orang-orang yang dipercayakan kepada-Nya. Karena kesederhanaan dan kerendahan hati-Nya yang luar biasa inilah, maka Dia diangkat oleh Bapa-Nya untuk menjadi Raja atas segala Raja.
Yesus adalah Raja Agung yang telah menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan kita. Pertanyaannya: apa yang mesti kita buat sebagai bentuk penghormatan kepada-Nya dan tanda bahwa kita sungguh-sungguh menghargai apa yang telah dilakukan-Nya? Jawabannya bisa kita temukan dalam bacaan injil hari ini. „… Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku“ (Yoh 18,37).
Bila kita ingin menghormati Yesus sebagai Raja segala Raja dan menghargai apa yang telah diperbuat-Nya semasa hidup-Nya, belajarlah dari Dia yang berani membawa dan membela kebenaran yang dari Allah dalam hidup sehari-hari. Yang mesti kita buat adalah menjauhkan diri dari segala kepentingan kerajaan dunia dan kesenangan sendiri dan mendekatkan diri pada kehendak Tuhan. Bila kita lakukan itu semua, kita telah sungguh-sungguh hidup benar dihadapan Tuhan, Raja kita.
Lihat Selengkapnya- Perhatikanlah bunga bakungyang tidak memintal dan tidak menenun,namun Aku berkata kepadamu : “ Salomo dalamkemegahannya pun tidak berpakaian seindah bunga itu.”Jadi, jika rumput di ladang yang hari ini ada, dan besokdibuang ke dalam api demikian didandani Allah,terlebih kamu, hai orang yang kurang percaya !(Lukas 12:27-28)
Seorang teman yang seda...ng bertugas ke luar kota baru menyadari dia lupa membawa alat bercukurnya, ketika sedang membenahi kopernya sesaat setelah check-in di hotel. Kebetulan, pihak hotel juga sedang kehabisan stok pisau cukur, karena itu benda tersebut tidak tersedia di kamar mandi hotel pada hari itu. “Ah, sehari tidak bercukur masih OK kok penampilanku “ demikian pikir teman saya. Didalam hati, dia merencanakan untuk membeli pisau cukur dari drug-store ketika rehat makan siang nanti. Tetapi kegiatan hari itu ternyata amat padat, teman saya kembali ke hotel cukup larut malam dan drug-store sudah tutup.“ Tidak apalah, besok ketika rehat kopi aku menyelinap sebentar ke dept. store di seberang jalan, di sana aku akan membeli pisau cukur.”Sayangnya, aktifitas keesokan harinya jauh lebih padat daripada hari sebelumnya, dan teman saya kembali tidak memiliki waktu untuk ke dept. store seberang.
“ Mudah-mudahan besok aku benar-benar sempat, atau mungkin malam ini sudah ada pisau cukur di kamar hotelku.” Teman saya berharap didalam hatinya bahwa akan ada satu pisau cukur untuknya hari itu, karena wajahnya sudah mulai terlihat tidak “bersih”. Tetapi malam itu dia masih belum menemukan pisau cukur di kamar mandi hotelnya. Keesokan harinya dia juga kembali menghadapi setumpuk kesibukan dan sampai malam dia tidak bisa menyelinap keluar untuk beli pisau cukur. Meskipun demikian, usai bertugas malam itu, dia tetap menyempatkan diri mampir ke dept. store. Tetapi dia harus kecewa, sebab counter yang menjual peralatan bercukur sudah tutup. Dia lalu memutuskan untuk kembali saja ke hotel dengan berjalan kaki. Sambil menyeberangi pelataran parkir, dia berkata di dalam hatinya : “ Ya Tuhan, berikanlah aku kesempatan untuk mendapatkan pisau cukur.” Tepat setelah dia selesai membatin didalam hati, dia merasakan kaki kanannya menginjak sesuatu. Dibawah keremangan lampu jalan, dia melihat sebuah benda di atas aspal tepat dibawah kakinya. Teman saya membungkuk dan memungut benda itu. Ternyata sebuah pisau cukur disposable yang masih rapih terbungkus plastik, nampaknya masih baru ! Sebuah kebetulan, atau hadiah dari Tuhan ? Seberapa sering kita menghadapi hal-hal yang sepintas sangat kebetulan tetapi amat berarti buat kita di saat itu ? Sahabatku tentu pernah mengalami kehabisan uang, dan tiba-tiba merasa begitu gembira menemukan selembar lima puluh ribuan sisa membeli buku minggu lalu masih tertinggal di saku celana. Memikirkan seorang teman yang sudah lama tidak bertemu, lalu tiba-tiba ponsel kita berdering dan teman tersebut menelephone. Sahabatku dalam kepanikan karena belum menyelesaikan pekerjaan yang penting, sementara 1 jam lagi Sahabatku masih harus pergi untuk menemui klien yang juga penting. Tetapi tiba-tiba klien tersebut menelephone dan membatalkan janji bertemu pada hari itu. Apa yang Sahabatku rasakan ? lega sekali bukan ? karena itu berarti sekarang Sahabatku punya waktu banyak untuk menyelesaikan pekerjaan Sahabatku. Suatu kebetulankah semua itu ? Tidak. Ketahuilah, ketika kita berbicara di dalam hati kita tentang segala kekawatiran, kebutuhan dan keinginan kita dengan mengikut sertakan Tuhan, kita sedang berbicara kepada Tuhan. Teman saya tadi sudah membuktikannya, dia memulai kata-katanya dengan : “ Ya Tuhan ….. “ itu sama dengan kita berdoa didalam hati meminta Tuhan menolong kita. Tuhan pasti akan menjawab doa kita – Dia pasti akan memberikan pertolongan. Karena itu, berdoalah senantiasa, agar kita lebih dekat lagi kepada-Nya.
Lihat Selengkapnya - * Dipersembahkan dengan penuh kasih kepada Theresa dan William Lonsdale, yang kini telah menikmati sukacita surgawi, dari ananda yang mengasihimu.
MENGAPA MENGAKU DOSA ITU BAIK?
Dikatakan bahwa “Orang Katolik tidak perlu membayar biaya Psikiater (= dokter ahli jiwa) seperti orang lain, sebab kita memperolehnya secara gratis setiap hari Sabtu da...lam Kamar Pengakuan.” Yah, pernyataan itu tidak sepenuhnya benar - hanya sedikit saja imam yang memang seorang psikiater - tetapi sungguh benar bahwa kamu mempunyai seorang penolong yang hebat untuk memberimu nasehat serta penyembuhan dalam Sakramen Rekonsiliasi (atau Sakramen Pengakuan Dosa) yang kamu terima secara teratur. LAGIPULA - dan ini sesungguhnya yang lebih penting - kamu memperoleh kuasa Sakramen untuk melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan dalam hidupmu agar memperoleh damai.
Dikatakan juga bahwa “Pengakuan Dosa itu baik bagi jiwa.” Memang benar demikian. Berbahaya sekali memendam persoalan-persoalan di dalam hati kita sendiri. Seringkali, hal terbaik yang dapat kita lakukan ialah membicarakannya dengan seseorang yang kita percaya. Dengan siapakah kita dapat melakukannya lebih baik daripada dengan seorang imam Katolik?
APA ITU DOSA?
PADA DASARNYA, DOSA IALAH SESUATU YANG KITA LAKUKAN YANG MENYAKITI ORANG LAIN. Jika kita menyakiti orang lain, kita bersalah. Mungkin tampaknya terlalu “Katolik” untuk merasa khawatir akan kesalahan kita, tetapi kesalahan sebenarnya adalah masalah tanggung-jawab. Jika kita menyakiti orang lain, kita harus merasa bersalah karena kita bertanggung jawab atas penderitaan orang itu.
Tentu saja, ada sebagian orang yang khawatir akan kesalahan mereka secara berlebihan. Mereka mempunyai skrupul batin (skrupul: sangat teliti, bahkan kadang berlebihan, pada hal yang sekecil-kecilnya) dan merasa berdosa dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Tetapi hal seperti itu sudah tidak lazim lagi di abad ke-21 ini!
Kebanyakan orang tidak lagi peduli akan akibat-akibat dari perbuatan mereka. Mereka hidup hanya untuk saat ini. Sesungguhnya, segala sesuatu yang kita lakukan membawa akibat bagi orang lain, kadang-kadang akibat baik, tetapi seringkali akibat buruk. Akibat itu disebut “Efek Domino” - yaitu serentetan akibat yang dapat menimbulkan masalah selama bertahun-tahun.
Biasanya ada tiga pihak yang menderita karena dosa: orang yang kamu sakiti, kamu sendiri, dan Tuhan. Mengapa Tuhan? Karena Tuhan adalah Bapa semua orang. Semua Bapa menderita jika anak-anak mereka disakiti. Tuhan itu penuh belas kasih. “Belas Kasih” artinya ikut merasa menderita dengan penderitaan orang lain. Tuhan sungguh-sungguh merasakan penderitaan kita, seolah-olah penderitaan itu menimpa Tuhan sendiri.
UNTUNGNYA, KITA DAPAT MELAKUKAN SESUATU
Begitu kita sadar bahwa kita menyakiti orang lain, saatnyalah bagi kita untuk berubah. Itulah alasan utama Pengakuan Dosa. Tuhan mengampuni kita DAN memberi kita pertolongan untuk berubah. MENGAPA SAYA HARUS MENGAKUKAN DOSA-DOSA SAYA KEPADA SEORANG MANUSIA?
Sebagian orang mengatakan bahwa mereka tidak perlu mengakukan dosa-dosa mereka kepada seorang manusia. Mereka mengatakan bahwa mereka dapat mengatakan kepada Tuhan bahwa mereka menyesal dan Tuhan akan mengampuni mereka, di mana saja, dan kapan saja. Tetapi Sakramen Pengakuan Dosa (atau Rekonsiliasi) lebih dari hanya sekedar pengampunan dosa. Jika kita sungguh-sungguh menyesal, kita perlu berubah, berhenti berbuat dosa.
Imam adalah penasehat yang dapat menjelaskan mengapa kita bersalah dan bagaimana kita dapat berubah. Imam tidak berada di sana untuk menghakimi atau pun menghukum kita. Imam berada di sana untuk menganalisa masalah serta menyarankan penyembuhannya. Ia dapat menjelaskan segala sesuatunya dan bahkan akan mengatakan kepadamu jika kamu memang tidak bersalah.
Penitensi adalah bagian dari penyembuhan. Penitensi merupakan suatu langkah kecil awal untuk mengubah cara hidup kita. Kita tidak harus mengubah cara hidup kita saat itu juga, tetapi kita harus berubah. Sakramen Pengakuan Dosa memberi kita kekuatan untuk melakukan perubahan.
DARIMANAKAH SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA BERASAL?
Yesus-lah yang memulai Sakramen Rekonsiliasi. Pada hari raya Paskah, Ia bersabda kepada para murid-Nya: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." (Yoh 20:21-23)
Kuasa ini diwariskan selama berabad-abad. Sakramen adalah semacam bahasa isyarat dari Tuhan. Sakramen berbicara langsung kepada jiwa. Tidak seperti bahasa isyarat lainnya, bahasa isyarat Tuhan memiliki kuasa untuk melakukan apa yang dikatakannya. Isyarat dalam Sakramen Pengakuan adalah absolusi (=pengampunan dosa) oleh imam. Gereja melaksanakan apa yang diperintahkan Yesus kepada kita, “mengampuni dosa orang.”
“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16)
PENITENSI
Absolusi adalah langkah awal dari proses perubahan. Penitensi (= denda dosa) adalah langkah selanjutnya. Penitensi bukanlah suatu hukuman atas dosa-dosa yang kita akukan. Penitensi adalah langkah untuk menyembuhkan. Penitensi yang terbaik bukanlah setumpuk doa-doa belaka, tetapi tindakan-tindakan nyata untuk mengatasi dosa. Misalnya, jika seseorang mengaku dosa karena marah kepada sahabatnya, penitensinya kemungkinan adalah berlaku lebih lembut dan sabar kepada sahabatnya itu. Memang suatu hukuman yang berat, tetapi dapat menghasilkan mukjizat.
BAGAIMANA SAYA DAPAT MENGAKU DOSA DENGAN BAIK?
Selalu mulai dengan mengingat. Pikirkan orang-orang yang ada di sekitarmu. Mungkin diawali dengan keluargamu. Kemudian yang lainnya juga: sanak saudara, tetangga, rekan sekerja, teman sekolah, orang yang kamu potong jalannya di jalan raya minggu lalu, dan sebagainya, dan sebagainya.
Pikirkan tentang kejadian-kejadian baru-baru ini dalam hidupmu yang melibatkan orang-orang tersebut. Pengaruh apakah yang kamu berikan kepada mereka? Apakah, jika ada, yang kamu lakukan sehingga menyakiti mereka? Juga, apakah yang seharusnya kamu lakukan, tetapi tidak kamu lakukan? Adakah seseorang yang membutuhkan pertolongan dan kamu tidak menawarkan pertolonganmu?
Sekarang tarik mundur ingatanmu agak sedikit jauh ke belakang. Kemungkinan kamu tidak melakukan suatu dosa besar atau “dosa berat”, tetapi adakah dosa-dosa yang merupakan kebiasaan, yang kamu lakukan dan lakukan lagi. Setetes air hujan mungkin tidak berarti, tetapi jika tetesan-tetesan itu ditampung untuk jangka waktu yang lama, maka tetesan hujan itu dapat mengakibatkan banjir! Suatu ejekan, yang kecil dan sepele - jika diulang dan diulang- dapat menjadi gunung kebencian.
PEMERIKSAAN BATIN
Kecuali jika kamu mempunyai ingatan yang luar biasa, pada umumnya kamu lupa akan sebagian besar perkara yang kamu lakukan. Oleh karena itulah suatu sarana sederhana diperlukan untuk membantumu. Sarana itu disebut “Pemeriksaan Batin” yaitu suatu daftar pertanyaan untuk diajukan kepada dirimu sendiri sebelum kamu mengaku dosa. (lihat Lembar Pemeriksaan Batin)
Suara Batin atau Hati Nurani adalah kesadaran moral atau etik atas kelakuanmu dengan dorongan untuk memilih yang baik dari yang jahat. Suara batin haruslah dibentuk dalam terang Sabda Allah, yaitu melalui Gereja. MENGAKU DOSA
Pelaksanaan Sakramen Pengakuan dapat berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang lain. Di beberapa tempat, pengakuan dilaksanakan dalam Kamar Pengakuan. Di tempat lainnya, dibuat suatu tempat pengakuan khusus.
Kamu boleh berlutut di balik sekat atau boleh juga berlutut berhadapan muka dengan imam. Secara pribadi, saya lebih menyukai posisi berlutut menghadap imam, sebab imam berada di sana untuk menjadi penasehatmu. Jika ia dapat melihat ke dalam matamu, ia dapat mempunyai gambaran yang lebih baik bagaimana menasehatimu. Matamu berbicara banyak tentang kamu! Imam tidak berada di sana untuk memarahimu atau menghakimimu. Imam juga seorang yang berdosa seperti semua orang lain. Imam harus mengaku dosa juga!
APA YANG SAYA KATAKAN?
Tata cara Sakramen Pengakuan dapat berbeda-beda, tetapi biasanya imam akan menyambutmu. Mungkin imam akan berbincang sejenak denganmu, atau memulai dengan sebuah doa. Terkadang imam membacakan suatu perikop dari Kitab Suci tentang belas kasih Tuhan.
Sungguh, kamu tidak perlu khawatir tentang rumusan-rumusan atau doa-doa tertentu. Memang mungkin ada suatu rumusan standard di tempatmu, tetapi yang terbaik adalah menjadikan segala sesuatunya praktis. Sebaiknya kamu merasa santai dan mengatakan kepada imam sudah berapa lamakah sejak pengakuanmu yang terakhir, atau menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan oleh imam.
Yang terpenting adalah meminta pertolongan. Jika kamu terbiasa tanpa pikir panjang mengucapkan suatu daftar panjang tentang hal-hal yang sama, mungkin kamu dapat mencoba untuk berkonsentrasi pada beberapa di antaranya, daripada menyebutkan semua yang biasa kamu katakan.
Imam mungkin akan meminta keterangan lebih lanjut, tetapi hal itu hanya dimaksudkan agar ia dapat memberikan nasehat yang terbaik bagimu. Hal utama yang perlu diingat adalah bahwa pengakuanmu itu sifatnya pribadi dan hanya dimaksudkan untuk menolongmu. Kamu berada di sana untuk didamaikan kembali dengan Tuhan. Pastilah Tuhan merindukan untuk bersahabat kembali denganmu!
SESUDAH PENGAKUAN DOSA
Kamu akan keluar dari Kamar Pengakuan dengan perasaan lega! Cobalah untuk melaksanakan penitensi penyembuhanmu sesegera mungkin. Kamu telah diampuni, disembuhkan serta dipulihkan sepenuhnya persahabatanmu dengan Tuhan. Salah satu hal terindah tentang pengampunan dosa adalah bahwa Tuhan mengampuni dan melupakan! Begitu dosa-dosamu telah diampuni, kamu diperbaharui dalam rahmat Tuhan. Kamu harus mempunyai niat yang kuat untuk menghindari dosa di masa mendatang. Tetapi jika kamu tergelincir atau melakukan kesalahan, ingatlah TUHAN SENANTIASA ADA DI SANA DENGAN KASIH-NYA!
sumber : News For Kids, Rm Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.”
Senin, 22 Agustus 2011
PENGETAHUAN IMAN : HARI RAYA KRISTUS RAJA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar